Minggu, 22 Februari 2009

Induksi dan ruwatan anestesi


Induksi Anestesi

Induksi anestesi adalah tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anestesi dan pembedahan. Induksi anestesi dapat dikerjakan secara intravena, inhalasi, intramuskular atau rectal. Setelah pasien tidur akibat induksi anestesi langsung dilanjutkan dengan pemeliharaan anestesia sampai tindak pembedahan selesai. Sebelum memulai induksi diperlukan, sehingga seandaninya terjadi keadaan gawat dapat diatasi dengan lebih cepat dan lebih baik.
Untuk persiapan induksi anestesi kita ingat kata STATICS :

S : Scope Stetoskop, untuk mendengar suara paru dan jantung. laringo-scope. Pilih bilah atau daun yang sesuai dengan usia pasien. lampu harus cukup terang.

T: Tubes Pipa trakea. pilih sesuai usia, usia <> 5 tahun dengan
balon.

A: Airway Pipa mulut-faring ( Guedel, orotracheal airway ) atau pipa hidung-faring ( naso-tracheal airway ). pipa ini untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya lidah tidak menyumbat jalan napas.

T: Tape Plaster untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.

I : Introduser Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastik ( kabel) yang mudah dibengkokan untuk memandu supaya pipa trachea mudah dimasukan.

C: Conector Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia.

S: Suction Penyedot lendir, ludah dan lain-lainya.

INDUKSI INTRAVENA

Induksi intravena paling banyak dikerjakan an digemari, apalagi sudah terpasang jalur vena ( infus ), karena cepat dan menyenangkan. Induksi intravena hendaknya dikerjakan dengan hati-hati, pelan-pelan, lembut dan terkendali. Obat induksi disuntikan dalam kecepatan antara 30 - 60 detik. Selama induksi anestesi, pernapasan pasien, nadi dan tekanan darah harus diawasi dan selalu diberikan oksigen. Induksi cara ini dikerjakan pada pasien yang kooperatif.
Jenis - jenis Obat induksi intravena :
1. Tiopental ( tiopenton, pentotal) diberikan sacara intravena dengan kepekatan 2,5% dan dosis antara 3 - 7 mg/kgBB. Keluar vena menyebabkan nyeri. pada anak dan manula digunakan dosis rendah dan dewasa muda sehat dosis tinggi.
2. Propofol ( Recofol, diprivan ) intravena dengan kepekatan 1 % menggunakan dosis 2 - 3 mg/kgBB, suntikan Propofol intavena sering menyebabkan nyeri, sehingga satu menit sebelumnya sering diberikan lidokain 1 mg/kgBB secara intravena.
3. Ketamin ( Katalar ) intravena dengan dosis 1 - 2 mg/kgBB. Pasca anestesia dengan ketamin sering menimbulakan halusinasi, karena itu sebelumnya dianjurkan menggunakan sedatif seperti midazolam ( dormikum ). ketamin tidak dianjurkan pada paien dengan tekanan darah tinggi ( tekanan darah > 160 mmHg. Ketamin menyebabkan pasien tidak sadar, tetapi dengan mata terbuka.
Induksi Inhalasi
Induksi inhalasi hanya dikerjakan dengan halotan ( fluotan ) atau sevofluran. Cara induksi ini dikerjakan pada bayi atau anak-anak yang belum terpasang jalur vena atau pada orang dewasa yang takut dengan suntik.
Induksi halotan memerlukan gas pendorong O2 atau campuran N2O dan O2 induksi dimilai dengan aliran O2> 4 liter/menit atau campuran N2O : O2 = 3 : 1 aliran > 4 liter, dimulai dengan halotan 0,5 vol % sampai konsentrasi yang dibutuhkan. Kalau pasien batuk konsentrasi halotan diturnkan untuk kemudian kalau sudah tenang dinaikan lagi sampai konsentrasi yang diperlukan.
Ruwatan Anestesia
Ruwatan anestesia dapat dikerjakan dengan secara intravena ( anestesia intravena total ) atau dengan campuran intravena inhalasi. Ruwatan anestesia biasanya mengacu pada Ttias anestesia yaitu Tidur ringan ( hipnotis ) sekesdar tidak sadar, analgesia cukup, diusahakan agar pasien selama pembedahan tidak menimbulakan nyeri dan relaksasi otot luruk yang cukup.
Ruwatan anestesi intravena misalnya denganmenggunakan opioid dosis tinggi, fentanil 10 - 50 microgram/ kgBB. Dosis tinggi opioid menyebabkan pasien tidur dengan anlgesia cukup, sehingga tinggal memberikan relaksasi pelumpuh otot, ruwatan intravena dapat juga menggunakan opioiddosis biasa, tetapi pasien ditidurkan dengan infus propofol 4 -12 mgkbBB/jam. Bedah lama dengan anestesi totol intravena menggunakan opioid, pelumpuh otot dan ventilator, untuk mengembangkan paru digunakan inhalasi dengan udara dengan O2 atau N2O dengan O2.

3 komentar: