Kamis, 03 Juli 2014

KAJIAN RAMADHAN

Mengkhatamkan Al Quran di Bulan Ramadhan

Haruskah mengkhatamkan Al Quran di bulan Ramadhan? Dalam bahasan kajian ramadhan yang telah lewat telah kita bahas bahwa bulan Ramadhan adalah bulan Al Quran (Kajian Ramadhan 9).
Di antara ayat yang membuktikan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan Al Quran yaitu,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran” (QS. Al Baqarah: 185). Ayat ini masih membicarakan puasa Ramadhan. Berarti bisa dipahami bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang dikhususkan bagi kita untuk mengkaji Al Quran.

Khatam Al Quran di Bulan Ramadhan

Apakah mesti Al Quran itu dikhatamkan di bulan Ramadhan, baik saat shalat tarawih maupun di luar shalat?
Ibnu Taimiyah berkata, “Dalam shalat tarawih disunnahkan untuk mengkhatamkan Al Quran kala itu. Inilah yang disepakati oleh para ulama bahkan itulah bagian dari maksud tarawih. Tujuannya adalah supaya kaum muslimin bisa mendengarkan Al Quran seluruhnya di bulan Ramadhan. Karena bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Quran. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang begitu semangat melakukan kebaikan. Beliau lebih bertambah semangat lagi di bulan Ramadhan, saat itu pula Jibril mengajari beliau Al Quran.” (Majmu’ Al Fatawa, 23: 122-123).
Jelas sekali apa yang dikatakan oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah. Hal ini dianjurkan oleh para ulama supaya kaum muslimin bisa mendengar Al Quran seluruhnya selama sebulan penuh. Kalau ini tidak kita dapatkan dalam shalat, maka kita peroleh dengan tilawah Al Quran di luar shalat dari mushaf.

Memang Tidak Harus

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« اقْرَإِ الْقُرْآنَ فِى شَهْرٍ » . قُلْتُ إِنِّى أَجِدُ قُوَّةً حَتَّى قَالَ « فَاقْرَأْهُ فِى سَبْعٍ وَلاَ تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ »
Bacalah (khatamkanlah) Al Quran dalam sebulan.” ‘Abdullah bin ‘Amr lalu berkata, “Aku mampu menambah lebih dari itu.” Beliau pun bersabda, “Bacalah (khatamkanlah) Al Qur’an dalam tujuh hari, jangan lebih daripada itu.” (HR. Bukhari No. 5054).
Bukhari membawakan judul Bab untuk hadits ini,
باب فِى كَمْ يُقْرَأُ الْقُرْآنُ .وَقَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى ( فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ) .
“Bab Berapa Banyak Membaca Al Qur’an?”. Lalu beliau membawakan firman Allah,
فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ
Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran” (QS. Al Muzammil: 20).
Kata Ibnu Hajar bahwa yang dimaksud oleh Imam Bukhari dengan membawakan surat Al Muzammil ayat 20 di atas berarti bukan menunjukkan batasan bahwa satu bulan harus satu juz. Dalam riwayat Abu Daud dari jalur lain dari ‘Abdullah bin ‘Amr ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Berapa hari mesti mengkhatamkan Al Qur’an?” Beliau katakan 40 hari [artinya, satu hari bisa jadi kurang dari satu juz]. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab lagi, “Satu bulan.” [Artinya, satu hari bisa rata-rata mengkhatamkan satu juz] (Lihat Fathul Bari, 9: 95).
Ibnu Hajar mengatakan,
لِأَنَّ عُمُوم قَوْله : ( فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ) يَشْمَل أَقَلّ مِنْ ذَلِكَ ، فَمَنْ اِدَّعَى التَّحْدِيد فَعَلَيْهِ الْبَيَان
“Karena keumuman firman Allah yang artinya, “ Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran ” mencakup pula jika kurang dari itu (kurang dari satu juz). Barangsiapa yang mengklaim harus dengan batasan tertentu, maka ia harus datangkan dalil (penjelas).” (Fathul Bari, 9: 95)
Ibnu Hajar juga menukil perkataan Imam Nawawi,
وَقَالَ النَّوَوِيّ : أَكْثَر الْعُلَمَاء عَلَى أَنَّهُ لَا تَقْدِير فِي ذَلِكَ ، وَإِنَّمَا هُوَ بِحَسَبِ النَّشَاط وَالْقُوَّة ، فَعَلَى هَذَا يَخْتَلِف بِاخْتِلَافِ الْأَحْوَال وَالْأَشْخَاص
“Imam Nawawi berkata, “Kebanyakan ulama berpendapat bahwa tidak ada batasan hari dalam mengkhatamkan Al Qur’an, semuanya tergantung pada semangat dan kekuatan. Dan ini berbeda-beda satu orang dan lainnya dilihat dari kondisi dan person.” (Fathul Bari, 9: 97).
Abu Sa’id Al Khudri ketika ditanya firman Allah,
فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآَنِ
Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran ” (QS. Al Muzammil: 20). Jawab beliau, “Iya betul. Bacalah walau hanya lima ayat.” (Disebutkan dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 414).
Dalam riwayat Ath Thabari disebutkan dengan sanad yang shahih, dijawab oleh Abu Sa’id, “Walau hanya lima puluh ayat.” (Diriwayatkan oleh Ath Tahabari, 29: 170).
Dari As Sudi, ditanya mengenai ayat di atas, maka beliau jawab, “Walau 100 ayat.” (Idem).
Intinya semuanya tergantung kemudahan. Bagi yang mudah untuk mengkhatamkan Al Quran satu bulan penuh, silakan khatamkan. Bagi yang tidak mampu, tidaklah terkena dosa.
Ada tips yang bisa kami berikan bagi yang ingin mengkhatamkan Al Quran satu bulan penuh:
- Al Quran terdiri dari 30 juz.
- 1 Juz terdiri dari 20 halaman (10 lembar).
- Buat target, sehabis tiap shalat 5 waktu untuk membaca 4 halaman (2 lembar).
- 1 hari bisa 1 juz yang didapatkan, sebulan bisa dapat 30 juz.
Semoga Allah memudahkan kita untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai syahrul quran (bulan Al Quran). Hanya Allah yang memberi taufik.
Disusun di Pesantren Darush Sholihin menjelang buka puasa, 2 Ramadhan 1435 H

Rabu, 02 Juli 2014

KAJIAN RAMADHAN

Ramadhan Dibagi Tiga Bagian

Telah masyhur di tengah masyarakat sebuah hadits yang menyatakan bahwa Ramadhan dibagi menjadi tiga; awalnya terdapat rahmat, tengahnya terdapat ampunan dan akhirnya terdapat pembebasan dari api neraka. Ketahuilah bahwa hadits ini adalah hadits yang dhaif bahkan munkar. Justru rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka ada di seluruh Ramadhan bukan sepertiga saja.

Derajat Hadits

Diriwayatkan oleh Al Mahamili dalam Amaliyyah (293), Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhu’afa (6/512)
ثنا سَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ ثَوَابٍ ،ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْجُدْعَانِيُّ ،ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ ، عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ ، قَالَ : خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آخِرَ يَوْمٍ فِي شَعْبَانَ أَوْ أَوَّلَ يَوْمٍ فِي رَمَضَانَ , فَقَالَ : “أَيُّهَا النَّاسُ ، قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيمٌ ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ ، شَهْرٌ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ، جَعَلَ اللَّهُ صِيَامَهُ فَرِيضَةً ، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا ، مَنْ تَقَرَّبَ فِيهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ ، وَمَنْ أَدَّى فِيهِ فَرِيضَةً ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِينَ فَرِيضَةً فِيمَا سِوَاهُ ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ ، وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ ، مَنْ فَطَّرَ فِيهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوبِهِ ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ ” . قَالُوا : لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَّائِمَ . فَقَالَ : ” يُعْطِي اللَّهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ ، أَوْ شَرْبَةِ مَاءٍ ، أَوْ مَذْقَةِ لَبَنٍ ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوكِهِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ، وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ ، وَاسْتَكْثِرُوا فِيهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ : خَصْلَتَيْنِ تُرْضُونَ بِهِمَا رَبَّكُمْ ، وَخَصْلَتَيْنِ لا غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا ، فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تُرْضُونَ بِهِمَا رَبَّكُمْ : فَشَهَادَةُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَتَسْتَغْفِرُونَهُ ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لا غِنًى بِكُمْ عَنْهَا : فَتُسْأَلُونَ اللَّهَ الْجَنَّةَ ، وَتَعُوذُونَ بِهِ مِنَ النَّارِ ، وَمَنْ أَشْبَعَ فِيهِ صَائِمًا ، سَقَاهُ اللَّهُ مِنْ حَوْضِي شَرْبَةً لا يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ “
Sa’id bin Muhammad bin Tsawab menuturkan kepadaku, Abdul Aziz bin Abdillah Al Jud’ani menuturkan kepadaku, Sa’id bin Abi ‘Arubah menuturkan kepadaku, dari Ali bin Zaid, dari Sa’id bin Musayyib, dari Salman Al Farisi, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkhutbah kepada kami di akhir hari bulan Sya’ban atau di awal hari bulan Ramadhan, beliau bersabda:
Wahai manusia, bulan yang agung telah mendatangi kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai ibadah tathawwu’ (sunnah). Barangsiapa pada bulan itu mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedangkan kesabaran itu balasannya adalah surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong. Di dalamnya rezki seorang mukmin ditambah. Barangsiapa pada bulan Ramadhan memberikan hidangan berbuka kepada seorang yang berpuasa, dosa-dosanya akan diampuni, diselamatkan dari api neraka dan memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tadi sedikitpun” Kemudian para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan kepada orang yang berpuasa.” Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan hidangan berbuka berupa sebutir kurma, atau satu teguk air atau sedikit susu. Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka”.
Juga diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887) dari Ali bin Hujr As Sa’di, dari Yusuf bin Ziyad, dari Hammam bin Yahya dari Ali bin Zaid bin Jud’an, dari Sa’id bin Musayyab dari Salman Al Farisi.
Hadits ini lemah karena terdapat perawi Ali bin Zaid bin Jud’an. Yahya bin Ma’in berkata: “ia dha’if dalam segala hal”. Imam Ahmad berkata: “dhai’ful hadits“. Ad Daruquthni berkata: “fihi layyin“. Ali Al Madini berkata: “ia dhaif menurut kami”. Adz Dzahabi berkata: “ia salah seorang huffadz, namun tidaktsabt“.
Namun At Tirmidzi menyatakan: “shaduq“. Tapi yang tepat adalah sebagaimana yang dikatakan Ibnu Hajar: “dhai’ful hadits, haditsnya tidak bisa dihasankan kecuali dengan mutaba’ah dan syawahid“. Dan untuk Ali bin Zaid ini tidak terdapat mutaba’ah yang menguatkannya.
Hadits ini didhaifkan oleh para pakar hadits seperti Al ‘Aini dalam ‘Umdatul Qari (10/383), Al Mundziri dalam At Targhib Wat Tarhib (2/115), Al Albani dalam Takhrij Al Misykah (1906), juga didhaifkan oleh Syaikh Ali Hasan Al Halabi di Sifatu Shaumin Nabiy (110).

Ramadhan Seluruhnya Rahmat, Ampunan, dan Pembebasan dari Neraka

Bahkan dikatakan oleh Abu Hatim Ar Razi dalam Al ‘Ilal (2/50) juga Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (871) bahwa hadits ini munkar. Karena matan hadits ini bertentangan dengan riwayat-riwayat lain yang shahih yang menyatakan bahwa di seluruh waktu di bulan Ramadhan terdapat rahmah, seluruhnya terdapat ampunan Allah dan seluruhnya terdapat kesempatan bagi seorang mukmin untuk terbebas dari api neraka, tidak hanya sepertiganya. Dantaranya hadits Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من صام رمضان إيمانا واحتسابا ، غفر له ما تقدم من ذنبه
Orang yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari no.38, Muslim, no.760)
Dalam hadits ini, disebutkan bahwa ampunan Allah tidak dibatasi hanya pada pertengahan Ramadhan saja.
Lebih jelas lagi pada hadits Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu yang dikeluarkan oleh At Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَمَرَدَةُ الجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
Pada awal malam bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin jahat dibelenggu, pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Pintu surga dibuka, tidak ada satu pintu pun yang ditutup. Kemudian Allah menyeru: ‘wahai penggemar kebaikan, rauplah sebanyak mungkin, wahai penggemar keburukan, tahanlah dirimu’. Allah pun memberikan pembebasan dari neraka bagi hamba-Nya. Dan itu terjadi setiap malam” (HR. Tirmidzi 682, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
Juga hadits Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إنَّ للهِ في كلِّ يومٍ وليلةٍ عُتَقاءَ مِنَ النَّارِ في شهرِ رمضانَ وإنَّ لكلِّ مسلمٍ دَعوةً يدعو بها فيُسْتجابُ له
sesungguhnya di setiap hari dan malam bulan Ramadhan dari Allah ada pembebasan dari api neraka. dan bagi setiap Muslim ada doa yang jika ia berdoa dengannya maka akan diijabah” (HR. Ahmad 2/254, Al Bazzar 3142, Al Haitsami berkata: “semua perawinya tsiqah”).
Dengan demikian jelaslah bahwa di seluruh waktu di bulan Ramadhan terdapat rahmah, seluruhnya terdapat ampunan Allah dan seluruhnya terdapat kesempatan bagi seorang mukmin untuk terbebas dari api neraka, tidak hanya sepertiganya. Walhamdulillah.

Minggu, 09 Februari 2014

OSTEOARTHRITIS pada LUTUT

OSTEOARTHRITIS pada LUTUT
1.      Pengertian

OA adalah ‘sekelompok kondisi heterogen yang menyebabkan timbulnya gejala dan tanda pada lutut yang berhubungan dengan defek integritas kartilgo, dan perubahan pada tulang di bawahnya dan pada batas sendi (American Rheumatism Association (ARA)).
Osteoarthritis atau disebut juga penyakit sendi degeneratif adalah suatu kelainan pada kartilago (tulang rawan sendi ) yang ditandai dengan perubahan klinis, histologis, dan radiologis. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak meradang dan tidak ada komponen sistemik (Slamet, 2000).
Predisposisi timbulnya OA : trauma, mekanik, hormon, metabolik, infeksi, genetik.
Patofisiologi (Brandt, 2001) :
        Komponen kartilago normal tetapi beban >>
        Beban normal tetapi komponen kartilago abnormal
  Pengikisan cartilago awalnya pd 1 tempat di permukaan kmd menyebar (Schumacher, 1988)

2.    Diagnosa OA lutut

a.    Kriteria OA menurut Altman, 1991 :

1.     Nyeri lutut beberapa hari sampai beberapa bulan
2.    Krepitasi
3.    Morning stiffness < 30 menit
4.    Umur > 38 th
5.    Pembesaran tulang
6.    Px Lab.: Leukocyt PNM > 2.000/mm3
7.    Px RO : osteofit
Dikatakan OA bila memenuhi kriteria 1 & 7, atau 1, 2, 3 dan 6

b.    Kriteria OA menurut American Rheumatism Association (Shumacher, 1988) :

1.     Usia > 50 th
2.    Morning stiffness < 30 menit
3.    Krepitasi
4.    Nyeri tekan pada tulang
5.    Pembesaran tulang
6.    Sekitar sendi tidak teraba hangat
Positif OA bila memenuhi min. 3 kriteria.

c.       Kriteria OA menurut Kellgren – Lawrence (Albar, 2004) :

1..        grade I, ragu-ragu, tanpa osteofit, permukaan sendi normal
2. grade II, minimal, osteofit sedikit pada tibia dan patella dan permukaan sendi menyempit asimetris
3. grade III, moderat, adanya osteofit moderat pada beberapa tempat, permukaan sendi menyempit, dan tampak sklerosis subkondral
4. grade IV, berat, ada osteofit yang besar, permukaan sendi menyempit secara komplit, sklerosis subkondral berat, dan kerusakan permukaan sendi.

3.    Problematik Fisioterapi

·         Impairment : adanya nyeri lutut baik berupa nyeri tekan maupun nyeri gerak sehingga menimbulkan keterbatasan gerak fleksi/ekstensi lutut, serta penurunan kekuatan otot karena kurangnya aktivitas gerak
·         Funcional limitation : aktivitas jongkok, duduk ke berdiri, berjalan, dan naik turun tangga akan mengalami gangguan karena adanya nyeri
·         Disability / Participation Restriction: penderita tidak dapat beraktivitas di lingkungannya baik di lingkungan sekitar maupun lingkungan kerja

4.    Pengukuran

·         Pengukuran nyeri : VAS (100mm)
·         Pengukuran lingkar segmen : pita ukur
·         Pengukuran LGS : ISOM
·         Pengukuran nilai kekuatan otot : MMT
·         Pengukuran kemampuan fungsional : skala Jette

5.    Terapi

·         TENS : mengurangi sensitivitas ujung saraf dg cara menutup pintu nyeri
-      High Frekuensi TENS (100Hz) dapat meningkatkan tekanan ambang rangsang nyeri (Carol et all, 2012)
-      Strong burst mode TENS (3 Hz stimulasi dan 7 Hz istirahat) :pumping mechanism untuk mengurangi bengkak dan kekakuan sendi (Grimmer, 1992)
·         SWD (Jan M-H, Chai H-M, Wang C-L, Lin Y-F & Tsai L-Y (2006)) :
-      Posisi px     ; terlentang dengan lutut lurus
-      Intensitas  : pasien merasa hangat
-      Waktu        : 20 menit (untuk setiap lutut)
-      Frekuensi   : 3 – 5 x/mg
-      Durasi        : 2-3 mg (10 sesi) : Ketebalan synovial berkurang 81% - 84% & penurunan nyeri
-      Durasi        : 8 mg (30 sesi) : Ketebalan synovial berkurang 67% - 72% & penurunan nyeri
·         Flexibilitas otot : static stretching (American geriatrics society(2001))
Awal : stretch sampai pasien merasa ada tahanan otot, 1 strech group otot, tahan posisi 5-15 detik, frekuensi sehari sekali, goal : stretch sampai full ROM, 3-5 strech group otot, tahan posisi 20-30 detik, frekuensi 3-5 kali/mg, selama 4 mg
·         Strengthening Quadricep
-      Fisher dan Pendergast : perbaikan fungsi kecepatan berjalan 50feet
-      Lat. isotonik dan lat. endurance : mineralisasi (+) (Setiyohadi, 2003)
·         American College of Sports & Medicine (American Geriatrics Society, 2001) :
-      Intensitas latihan dimulai 40% dari 1 Repetition Maximum (RM)
-      1 RM adalah beban maksimal yang dapat diangkat satu kali melewati sebuah LGS.
-      Beban maksimal 80% dari 1 RM.
-      Latihan dilakukan 1-4 seri dan 1 seri dilakukan 6-8 kali pengulangan untuk menghindari kelelahan otot.
-      Frekuensi latihan 2-3 kali/mg
 ·         Metode Holten (Fedec, 2010) :
-      Intensitas 90%-100% 1 RM, repetisi 1-4 kali, 1 set (3-6) pengulangan, istirahat 1-3 menit diantara sesi, frekuensi 2-3 kali/mg, selama 4 mg
·         Metode Delorme (arnheim & Prentice, 1993) :
-      10 reps @   50% of 10RM
-      10 reps @   75% of 10RM
-      10 reps @ 100% of 10RM
(delorme and oxford strengthening protocol)
·         American geriatrics society (2001) :
# Lat. Isometrik :
-      Low-Moderate : intensitas 40%-60% MCV, 1-10 submaximal kontraksi group otot,tahan kontraksi 1-6 detik, frekuensi setiap hari
# Lat.isotonik :
(1)          Low : intensitas 40% 1 RM, repetisi 10 – 15 kali, 1 set (4–6) pengulangan, frekuensi 2-3 kali/mg, selama 4 mg
(2)         Moderate   : intensitas 40-60% 1 RM, repetisi 8 – 10 kali, 1 set (4–6) pengulangan, frekuensi 2-3 kali/mg, selama 4 mg
(3)         High : intensitas > 60% 1 RM, repetisi 6 – 8 kali, 1 set (4–6) pengulangan, frekuensi 2-3 kali/mg, selama 4 mg

















































Rabu, 12 September 2012

                                                          LEBARAN TAHUN 2012

Selasa, 29 Mei 2012






aku dan kabah

Allahuakbar.... labait Allahu labait
labait la sarikala labait
serasa tidak sadar, mimpi ketika aku melihat kabah yang agung, dan seperti terengganga
ya Allah  ini lah kiblat yang engkau wajib disembah sebagai seorang Islam


Senin, 11 April 2011

Tubercolosis and govermant stategy

At present, prevention of Tuberculosis (TB) in Indonesia has experienced significant progress, marked the achievement of the target leading indicator (the discovery and treatment success) and the decrease Indonesia's ranking from rank 3 to rank 5 countries with the highest number of TB sufferers in the world ", said Minister dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH when opening the National Congress of Tuberculosis (Konas-TB), both in Jakarta.

She believed that, at the end of 2010, Indonesia has reached 77.3% from 70% case detection target and has reached 89.7% treatment success target of 85% of the target while the death rate from tuberculosis has been successfully lowered more than 50% of 92/100.000 in 1990 to 27/100.000 in 2010. This success must be maintained even have to be increased to reduce the prevalence, incidence, and mortality from TB.

"Progress was also achieved in reducing mortality and morbidity. If in 2009 found 528,063 new TB cases with 91,369 deaths, that number can be reduced to 430,000 new cases of TB with the death of 61,000 people ", said Minister of Health.

She believed that progress was achieved because the new approach in controlling TB through Directly Observed Treatment Strategy Shortcourse (DOTS) has been implemented in Indonesia since 2000. Followed by outreach activities, identification of cases, more intensive treatment and TB control infrastructure has also been improved through a systematic program development.

Although progress has been achieved, many problems still faced such a stagnant rate of cases, barriers to gain access to diagnostics, and reporting are not adequate. Another important obstacle is the system of care that is still weak, lack of trained personnel, inadequate surveillance of TB cases in hospitals and private practice and ineffective management of TB drugs. Many doctors still do not understand the DOTS strategy, and community empowerment has been limited.

This Congress is a series of commemoration activities of World TB Day 2011. World TB Day commemoration in 2011 took the theme "Breakthrough Against Tuberculosis TB-Free to Indonesia." Konas aim to TB-2 is to strengthen policies in improving the performance of TB control is associated with acceleration of poverty control, so as to accelerate the reduction of morbidity and mortality of TB in line with the objectives of the MDGs.

Senin, 16 Maret 2009

Muscle Relaxants

Skeletal muscle relaxation can be produced by deep inhalational anesthesia, regional nerve block, or neuromuscular junction blocking agents ( commonly called musclar relaxants). in 1942 Harorld publized the result of syudy using a refined axtract of curare during anesthesi.

MECHANISM OF ACTION

Neuromuscular blocking agents are devided into two classes : depolarizing and nondeporarizing, this division ferlects distinc differences in :
1. mechanism of action
2. resonse to peripheral nerve stimulation and
3. reversal of block

mechanism of action

depolarizing muscle relaxants physically resemble ACh and therefore bind to ACh reseptor, generating a muscle action potensial, however, unlike ACh these drugs are not metabolized by acetylcholinesterase, thus their consentration in the synaptic cleft doest not fall as rapidly, resulting in a prolonged deporarization of the muscle endplate.
Continuous endplate depolarization causes muscle relaxation in the following way. As has been explained, an endplate potensial of sufficient strength will result in generation of an action potential in the neighboring perijuctional muscle membrane. However, the subequent opening of perijunctional sodium chanels is time-limeted. After initial-axcitation and opening, these ion chanels close. furthermore, these sodium chanels cannot reopen until the endplate repolarizes, which is not possible as long as a depolarizer continues to bind to ACh reseptors. once the perijunctional chanels close, the action potensial disappears and the membrane downstream return to its resting state, resulting in muscle relaxation, tihs is a phase i block.
Nondepolarizing muscle relaxants aso bind to ACh reseptor but are incapable of inducing the conformational change necessary for ion chanel opening since ACh is precluded from binding to its reseptors no endplate potensial develops.